Powered By Blogger

Pengikut

Rabu, 16 Desember 2009

BUSINESS ANALYSIS USING FINANCIAL STATEMENTS: Profil, Analisis Industri, Analisis Akuntansi, Analisis Keuangan, PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI TBK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Profil Perseroan

PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI TBK

Jl. Pulo Lentut No.3

Kawasan Industri Pulo Gadung

Jakarta 13920

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Lisa Tirto Utomo

Komisaris Independen : R. Soekardi

Komisaris : Janto Utomo

Direksi

Presiden Direktur : Parmaningsih

Direktur : Burhan Sutanto

Direktur : Theresia L. Setionegoro

Eksekutif

Sekretaris Perusahaan : Theresia L. (Yanie) Setionegoro

Direktur Quality Assurance : Dudi Amrullah

Direktur Operasional : Winnarni Dipoarto

Kepala Pabrik Bekasi : Tatang Sondana

Kepala Pabrik Citeureup : Asep Priadi

Kepala Pabrik Mekarsari : Emma S. Rochmah

Informasi Perseroan

Tanggal Pendirian : 23 Februari 1973

Pencatatan di Bursa Efek Jakarta : 1 Maret 1990

Pencatatan di Bursa Efek Surabaya : 29 Mei 1992

(Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabung menjadi Bursa Efek Indonesia)

Modal Dasar : Rp. 45.000.000.000,-

Nilai Nominal : Rp. 1.000,-per Saham

Modal Disetor : Rp. 13.162.473.000,-

Pemegang Saham : PT Tirta Investama (93,6%)

Publik (6,4%)

Akuntan Publik : KAP Haryanto Sahari & Rekan

(PricewaterhouseCoopers)

Jl. HR. Rasuna Said Kav.X-7 No.6

Jakarta 12940

Biro Administrasi : PT Sirca Datapro Perdana

Efek Jl. Johar No.18 Menteng, Jakarta

1.2 Riwayat Singkat Perseroan

PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI TBK adalah pelopor di bidang industri air minum dalam kemasan di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara. Perseroan didirikan pada tanggal 23 Pebruari 1973, mulai memasarkan produknya dengan merek dagang AQUA pada bulan Oktober 1974 dan sejak itu Perseroan telah memasarkan produknya dalam berbagai ukuran kemasan yaitu: 5 Galon (19 liter) dengan botol polycarbonate pakai ulang, botol PET 1500 ml, 600 ml dan 330 ml, gelas polypropylene 240 ml dan botol kaca 380 ml pakai ulang. Kualitas produk yang tinggi, inovasi teknologi kemasan, pelayanan konsumen, sistem dan jaringan distribusi telah terus menjadi faktor utama dari keberhasilan AQUA. Disamping itu, dukungan dari Grup Perseroan telah menciptakan suatu program dalam rangka edukasi kepada konsumen berupa mini lab – mobile unit. Keunggulan lainnya dari AQUA adalah bahan baku air yang digunakan berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengandung mineral-mineral penting dan seimbang. Setiap tetes AQUA melalui 27 langkah tepat sistem Hydro pro untuk menjamin kemurniannya. Ini adalah persyaratan untuk semua produk AQUA terlepas dimanapun AQUA di produksi. Sejak tahun 1987, AQUA telah memasuki pasar regional di Negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Maladewa dan Taiwan serta ke Australia, New Zealand, Hong Kong, Filipina dan Vietnam. Saat ini AQUA hanya melakukan ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam, Australia, dan Papua Nugini. Perseroan melakukan penawaran umum pada tanggal 1 Maret 1990 dan telah mencatatkan seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Sampai dengan saat ini, Perseroan memiliki 3 buah pabrik yang masing-masing berlokasi di Bekasi, Citeureup-Bogor, dan Mekarsari-Sukabumi. Disamping itu, Perseroan telah memberikan lisensi kepada 11 pabrik lainnya untuk memproduksi produk AQUA.

1.3 Visi dan Misi

Visi:

1. Memberikan kesehatan dan kesejahteraan melalui Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang aman dan sehat bagi sebanyak mungkin masyarakat.

2. Mengembangkan organisasi yang lebih dinamis, terbuka,dan etis, sehingga dapat memberikan

3. kesempatan yang luas kepada para karyawannya untuk lebih berkembang.

4. Menjadi referensi di bidang Pertumbuhan Berkelanjutan, melakukan langkah nyata untuk melindungi sumber mata air, melestarikan lingkungan, dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat.

Misi:

Memproduksi AMDK yang sehat dan aman dikonsumsi bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memegang teguh komitmen terhadap Pertumbuhan Berkelanjutan dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan.

1.4 Struktur Organisasi






















1.5 Pabrik Perseroan

1. Bekasi

Jl. Raya Bekasi Km 27

Medan Satria – Bekasi.

2. Citeureup

Jl. Raya Mercedes Benz

Cicadas – Gunung Putri, Bogor 16964.

3. Mekarsari

Blok Nyangkowek RT 01 RW 06

Desa Mekarsari – Cicurug, Sukabumi.

1.6 Bidang dan Kegiatan Usaha

Perseroan bergerak di bidang industri minuman yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan sebagai kegiatan usahanya, dengan merek dagang AQUA dalam berbagai kemasan yakni: kemasan 19 liter, 1500 ml, 600 ml, 380 ml, 330 ml, dan 240 ml.





1.7 Pemegang Saham









1.8 Ringkasan Kinerja

Penjualan

Di tengah berbagai tantangan tahun 2008, Perseroan berhasil membukukan kenaikan Pendapatan Bersih 19,4% melalui kontribusi peningkatan volume penjualan sebesar 13,6%. Pada tahun 2008, Perseroan melakukan 2 kali kenaikan harga untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku masing-masing pada rentang 3% - 8%.

Profitabilitas

Secara keseluruhan Laba Kotor konsolidasian meningkat sebesar Rp. 7,5 milyar atau kenaikan sebesar 6,3% dari Laba Kotor konsolidasian tahun 2007. Sedangkan margin Laba Kotor konsolidasian turun dari 6,1% menjadi 5,4%. Hal ini disebabkan upaya inovasi yang dilakukan Perseroan dengan Proyek Desain - Ulang 600 ml dan upaya kenaikan harga jual belum dapat meredam sepenuhnya kenaikan harga bahan baku biji plastik (resin) dan kemasan lain. Proyek Desain-Ulang 600 ml adalah inovasi dengan meluncurkan botol kemasan 600ml pada kuartal kedua dengan disain yang lebih menarik dan botol plastik yang lebih ringan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian biji plastik. Namun pergerakan harga minyak bumi yang berlangsung selama tahun 2008 sehingga melampaui harga USD 140 per barrel, menyebabkan berbagai harga bahan baku biji plastik (resin) dan kemasan lain selalu mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Adapun rata-rata kenaikan harga bahan baku biji plastik dan kemasan lain dalam rentang 7%-24% dibanding rata-rata harga bahan baku biji plastic dan kemasan lain pada tahun 2007. Kenaikan harga bahan baku biji plastik (resin) dan kemasan lain mempunyai dampak langsung yang cukup besar pada bahan pengemas untuk air minum dalam kemasan botol plastik dan gelas plastik. Ditambah lagi kenaikan harga bahan bakar solar untuk produksi yang pada puncaknya melampaui Rp. 11.000/liter. Laba Usaha konsolidasian meningkat Rp. 6,4 milyar atau meningkat sebesar 7,1% dibanding Laba Usaha tahun 2007. Ini merupakan keberhasilan Perseroan mengendalikan Beban Usaha hanya mengalami kenaikan 3,8% dari tahun 2007 sebesar Rp. 29,9 milyar menjadi Rp. 31,0 milyar. Akhirnya Perseroan berhasil membukukan Laba Bersih sebesar Rp. 82,3 milyar dengan kenaikan sebesar Rp. 16,4 milyar atau sebesar 24,9% dari tahun 2007. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan Laba Usaha sebesar Rp. 6,4 milyar, keuntungan selisih kurs bersih sebesar Rp. 4,5 milyar, pendapatan bunga sebesar Rp. 8,1 milyar dan penghasilan lain-lain, termasuk di antaranya penghapusan hutang dari uang jaminan botol sebesar Rp. 3,6 milyar.

Rasio Keuangan Lainnya

Jumlah Aset konsolidasian meningkat 12,6% yaitu sebesar Rp. 112 milyar dari tahun 2007. Kenaikan Aset terutama disumbangkan oleh kenaikan Aset Lancar sebesar Rp. 96 milyar. Kenaikan ini juga menguatkan posisi Modal Usaha Bersih menjadi Rp. 576 milyar atau naik Rp. 91 milyar. Aset Tidak Lancar pada tahun 2008 tumbuh 4,9% atau Rp. 16 milyar menjadi Rp. 343 milyar dibanding Aset Tidak Lancar tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 327 milyar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penambahan Aset Tetap dan sedikit perubahan Uang Muka Pembelian untuk Aset Tetap menjadi Aset tetap. Jumlah Kewajiban konsolidasian meningkat 9,2% atau sebesar Rp. 35 milyar menjadi Rp. 412 milyar pada tahun 2008, dibanding Rp. 377 milyar pada tahun 2007. Peningkatan ini disebabkan karena Kewajiban Lancar meningkat seiring pertumbuhan bisnis dari Rp. 80 milyar di tahun 2007 menjadi Rp. 84 milyar di tahun 2008 yakni sebesar Rp. 4,8 milyar atau 6,0%. Sedangkan Kewajiban Tidak Lancar meningkat 10,1% atau sebesar Rp. 30 milyar dari tahun 2007 sebesar Rp. 298 milyar menjadi Rp. 328 milyar di tahun 2008. Kenaikan ini sebagian besar karena kenaikan Uang Jaminan Botol dan Krat sebesar Rp. 24 milyar. Pertumbuhan bisnis yang sehat dan solid di tahun 2008 telah meningkatkan jumlah Ekuitas 14,6% menjadi Rp. 582 milyar pada tahun 2008 dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 507 milyar. Pertumbuhan ini semakin memperkuat rasio Kewajiban terhadap Ekuitas dari 0,74 pada tahun 2007 menjadi 0,71 pada akhir tahun 2008.

Berdasarkan kinerja Perseroan yang cukup baik pada tahun 2008 dan dampak krisis keuangan global, manajemen memandang perlu untuk menerapkan asas kehati-hatian. Oleh karena itu Perseroan mengusulkan untuk membagikan dividen sebesar Rp. 1.200 per lembar saham atau naik 20% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan pada tahun 2007. Sehingga total dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp. 16 milyar. Secara keseluruhan Perseroan memandang kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi yang berkesinambungan sehingga mengusulkan kepada Pemegang Saham agar membagikan dividen yang diusulkan di atas dalam bentuk dividen tunai.

BAB II

ANALISIS INDUSTRI

(Porter’s Five Forces Model)

How competitive forces shape strategy? Berangkat dari pertanyaan itu, Michael E. Porter mencoba menjelaskan tentang pentingnya menciptakan strategi. Inti dari strategi adalah mengatasi kompetisi dengan para kompetitor. Kompetitor bukan hanya perusahaan sejenis, tetapi juga pendatang baru (potential enthrants), pemasok (suppliers), konsumen (customers), dan barang pengganti (subtitute products or services). Kelima aspek tersebut bekerja dalam waktu yang bersamaan, dan saling mempengaruhi strategi perusahaan. Lebih sistematisnya, di jelaskan dalam gambar di bawah ini:

Five Forces Governing Competition in an Industry-Mich. E. Porter

Five Forces Governing Competition in an Industry-Mich. E. Porter

Kekuatan persaingan tersebut menentukan potensial laba pokok dalam industri, potensial laba diukur dengan tingkat pengembalian investasi modal. Semakin kuat setiap kekuatan tersebut semakin terbatas kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga dan mendapatkan laba yang lebih besar. Kekuatan dengan intensitas kuat akan menjadi ancaman karena mungkin akan mengurangi laba. Sebaliknya lemahnya kekuatan akan memberikan kesempatan karena mungkin perusahan akan mendapatkan laba yang lebih besar. Dalam jangka pendek, kekuatan yang kuat akan menjadi penghalang aktivitas perusahan. Dalam jangka panjang dengan menggunakan strategi perusahan mungkin dapat mengubah intensitas yang tinggi dari satu atau lebih kekuatan untuk keunggulan perusahaan.

2.1 Threat of New Entrant (Ancaman Pendatang Baru)

Masuknya pendatang baru dalam suatu industri selain membawa dan menambah kapasitas produk yang baru, juga bertujuan untuk merebut dan menguasai pangsa pasar (menjadi market leader), serta berusaha mengambil alih sumber daya yang besar yang dimiliki oleh perusahaan pesaingnya. Dalam menciptakan penghalang masuk, Kalbe Farma memperbanyak ragam produk yang dimiliki, sampai akhirnya menjadi satu dari produsen obat resep dan obat bebas terkemuka di Indonesia.

2.1.1 Industry growth rate

Industri AMDK akan jenuh ketika volume produksi nasional mencapai 20 miliar liter. Padahal, saat ini volume produksinya baru 12,5 miliar liter. Jadi, peluang bisnisnya masih terbuka lebar. Sekitar 65% tubuh manusia terdiri dari air. Ini setara dengan kurang lebih 47 liter air pada setiap orang dewasa. Setiap hari, 2,5 liter dari volume air tersebut harus diganti dengan air yang baru. Dari volume air yang harus diganti, sekitar 1,5 liter berasal dari air minum.

Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan air minum pun terus meningkat. Untuk masyarakat perkotaan, hampir pasti sumber-sumber mata air yang ada tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka akan air minum. Selain karena volumenya terbatas, sumber-sumber mata air yang ada di perkotaan rata-rata sudah tercemar limbah atau bahan lainnya, sehingga tidak layak konsumsi.

Setiap masalah selalu meninggalkan peluang. Begitu pula dengan masalah ketersediaan air bersih yang layak konsumsi, yang dilihat Hendro Baroeno, wakil ketua umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), sebagai peluang. Kondisi itu membuat bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) masih menggiurkan bagi investor. Apalagi bisnis AMDK tak termasuk industri padat modal. “Jadi, banyak pebisnis yang bisa memulainya. Ada pemain besar dan ada pemain kecil,” ujarnya.

Menurut Hendro, bisnis AMDK relatif tahan banting dan terus menyisakan ruang untuk tumbuh. “Berkaca pada krisis ekonomi 1998, produksi makanan dan minuman terkena imbas paling akhir. Untuk krisis tahun ini pun, sampai kuartal I-2009, berdasarkan laporan dari anggota asosiasi, kondisi bisnisnya masih cukup baik dan mengalami stagnan. Kalau dibandingkan dengan kuartal IV-2008, selama kuartal I-2009 masih ada kenaikan konsumsi 2%3%,” tambah Hendro.

Itu pada skala nasional. Pada tingkat korporasi, hal itu juga tercermin dari kinerja pemain utama di bisnis ini, yakni PT Aqua Golden Mississippi Tbk. Selama 2008, meski sejak memasuki triwulan IV perekonomian Indonesia mulai diguncang oleh krisis yang berpusat di Amerika Serikat, penjualan Aqua naik terus. Pada 2008 penjualan Aqua mencapai Rp 2,33 triliun, atau naik 19% dibanding tahun lalu.

Jadi, bisnis AMDK bakal terus “basah”. Apalagi, papar direktur eksekutif Aspadin, Basoeki, tingkat konsumsi AMDK Indonesia juga relatif masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, apalagi dengan negara maju. “Bandingkan dengan Thailand, di sana tingkat konsumsi AMDK-nya sudah mencapai 80 liter per kapita per tahun, sementara kita masih 45 liter per kapita per tahun,” ungkapnya. Sementara itu, di negara-negara maju seperti Perancis atau Italia, tingkat konsumsi AMDK per 2005 saja sudah mencapai 140 dan 165 liter per kapita per tahun.

Menurut Willy Sidharta, mantan direktur utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk., peluang bisnis AMDK di Indonesia memang masih sangat terbuka. ”Titik jenuh bisnis AMDK diperkirakan baru akan tercapai ketika volume konsumsi nasional mencapai 20 miliar liter per tahun atau setara dengan 80 liter per kapita per tahun,” ungkap Willy. Padahal, menurut data Departemen Perindustrian, sampai dengan 2008, volume produksi AMDK nasional baru 12,8 miliar liter—sekitar 88% dari total kapasitas produksi yang 14,5 miliar liter.

Sampai 2010, Willy memperkirakan volume permintaan AMDK nasional akan mencapai 17 miliar liter. Peningkatan volume itu dipicu oleh pertumbuhan industri yang begitu cepat, seiring dengan makin banyaknya pemain di bisnis ini. “Ini karena entry barrier atau hambatan berusaha di industri AMDK terbilang rendah dan biaya investasinya juga tidak terlalu mahal. Maka, tidak jarang sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu merek dengan tujuan dapat meraup segmen pasar seluas mungkin. Danone, misalnya, selain mengeluarkan Aqua, juga memproduksi AMDK dengan merek Vit. Hal yang sama juga dilakukan Tang Mas dan altprodusen lain,” papar Willy.

2.1.2 Concentration and Balance of Competitors

Berdasarkan tabel diatas PT Aqua Golden Mississippi, Tbk. menduduki peringkat pertama dalam market share Air Minum Dalam Kemasan di Indonesia sebesar 92,7% pada tahun 2006, dan 91,4% pada tahun 2007.

2.1.3 Kebutuhan Modal dan Differensiasi Produk

Untuk memproduksi produk Air Minum Dalam Kemasan ini dibutuhkan modal yang besar, sebab untuk menghasilkan produk minuman yang bermutu tinggi dan terjamin kualitasnya dibutuhkan sebuah riset terlebih dahulu. Oleh karena itu, modal yang besar ini merupakan penghalang utama bagi pendatang baru yang ingin bermain di bidang industri Air Minum Dalam Kemasan ini, sehingga apabila pendatang baru ingin serius memasuki industri ini mereka harus memiliki modal yang besar terlebih dahulu dan harus memiliki differensiasi dari produk yang sudah ada di pasar saat ini, sehingga kelak apabila pendatang baru ini meluncurkan produk, maka mereka dapat merebut sebagian pangsa pasar.

AQUA memegang lebih dari 62% pasar air kemasan di Indonesia, negara dengan penduduk terpadat ke lima di dunia. Ada beberapa kemudahan untuk masuk pada industri air kemasan yaitu teknologi air kemasan tidak sulit. Pemasaran memberikan kelebihan kompetitif yang utama di antara produsen air kemasan. Distribusi dan iklan yang efektif untuk membedakan dan menghasilkan loyalitas merek adalah kunci keberhasilannya.

Diferensiasi adalah tujuan pertama Tirto. Pada cara pemasaran yang cerdas, dia menyebut produknya AQUA (bahasa latin untuk “air”). Orang-orang asing di Indonesia, sebagai pasar sasaran awal, bisa paham apa maksud kata tersebut. Lebih dari 300 bahasa yang diucapkan di Indonesia dan sensitivitas etnis sangatlah penting. Pemilihan istilah Latin adalah netral, dan tidak menguntungkan kelompok etnis tertentu. Sebagai bonus, AQUA adalah kata yang mudah diucapkan bagi penutur bahasa manapun.

2.1.4 Skala Ekonomis

Pimpinan dari ”Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMI)”, Thomas Dharmawan mengatakan bahwa permintaan atas produk makanan dan minuman sangat besar dan tingginya melebihi kapasitas produksi yang tersedia. Industri makanan dan minuman hanya memenuhi 30% dari 70% jumlah permintaan. Oleh karena itu, kesempatan pasar masih terbuka lebar bagi investasi di bisnis makanan dan minuman.

2.1.5 Switching Cost

Biaya peralihan pemasok ini dapat menjadi penghambat untuk masuknya pendatang baru ke suatu industry yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila berpindah dari produk pemasok satu ke yang lainnya untuk menciptakan suatu produk baru. Switching Cost pemasok dalam industri Air Minum Dalam kemasan saat ini relatif rendah karena banyaknya pemasok bahan baku yang menawarkan harga bahan baku yang relative bersaing dengan kualitas yang sama, jadi apabila produsen ingin berpindah dari pemasok yang satu ke pemasok lainnya maka hal ini tidak memerlukan switching cost yang besar.

2.1.6 Kebijakan Pemerintah

Dengan adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia dimana pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam indutri dengan memberikan peraturan-peraturan seperti lisensi dan pembatasan masuk ke akses bahan baku, maka hal ini juga merupakan ancaman bagi pendatang baru sehingga masuknya pendatang baru ini akan menjadi semakin sulit karena untuk membuat atau mengeluarkan suatu produk harus mendapat lisensi terlebih dahulu dari pemerintah.

2.2 Rivalry Among Existing Firms

2.2.1 Economics of Scale

Dengan melihat investasi yang sangat besar, persaingan yang sangat sulit dan adanya peraturan pemerintah (BPOM), industri Air Minum Dalam Kemasan mempunyai barier economics of scale yang sangat tinggi. Jika ada perusahaan baru masuk dalam industri ini harus menanam investasi yang sangat besar dan berusaha produk minumannya lolos seleksi dari BPOM.

2.2.2 First Mover Advantage

First mover advantage berlaku jelas dalam industri ini karena brand produk dan kepercayaan konsumen telah melekat erat dengan perusahaan-perusahaan terdahulu.sehingga pendatang baru dalam industri ini harus mengambil pangsa pasar dengan kualitas produk yang baik dan mengambil kepercayaan konsumen terhadap produk minumannya.

2.2.3 Access to Distribution and Relationship

AQUA menggunakan semua media untuk iklan. Bus, taksi, TV, radio, surat kabar, dan majalah membawa logo dan slogan AQUA berwarna biru yang berbeda. Dalam menjaga image yang sehat dan kuat ini, AQUA secara aktif mendukung event-event atletik internasional seperti olahraga lintasan dan lapangan, mendaki gunung, angkat berat. Pada maraton populer dan lari 10.000 meter truk-truk AQUA memberikan shower air bersih kepada para pelari yang lelah.

Layanan adalah sangat penting dalam bisnis air. Ada pusat-pusat distribusi AQUA di seluruh Indonesia yang dioperasikan oleh PT Wirabuana Intren, distribusi tunggal produk AQUA. Truk-truk AQUA yang ada di mana-mana memastikan pengiriman ke outlet-outlet eceran dan perusahaan-perusahaan yang menyediakan dispenser air AQUA untuk para pekerjanya. Maskapai penerbangan yang utama seperti Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional Indonesia, menawarkan AQUA kepada para penumpangnya. Para penumpang ini membutuhkan layanan yang dapat dipercaya.

AQUA kemudian memperluas kegiatan pemasarannya hingga ke pulau-pulau terluar Indonesia. Untuk mengurangi biaya transportasi, berbagai fasilitas produksi yang dioperasikan oleh pemberi lisensi yang memproduksi air pada spesifikasi AQUA telah dibuka baru-baru ini di Manado, Sulawesi Utara, dan Medan, Sumatra Utara. Meski demikian, hampir dua pertiga penjualan AQUA masih di seputar daerah Jakarta, dengan disuplai oleh 5 fasilitas produksi yang berlokasi di Jawa Barat yang mewakili 65% jumlah total kapasitas AQUA .

2.2.4 Legal Barrier

Legal barrier dalam industri ini sangatlah besar yang ditandai dengan harus mematenkan produk minuman dan lolos seleksi BPOM RI.

2.3 Threat of Subtitute Products

AQUA bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk air mineral seperti ADES, Zam-Zam. Disamping itu AQUA dapat juga mendefinisikan pesaingnya dari produk penggantinya sebagai berikut :

1. Minuman segar mengandung soda

2. Minuman botol

3. Minuman berkalori seperti 7UP

4. Minuman segar tanpa alkohol

5. Semua produk pengganti non alkoholik seperti minuman buah segar, minuman dalam kotak, susu, kopi dan teh.

6. Semua minuman yang dibeli mengandung produk pengganti seperti anggur dan bir.

2.4 Barganing Power of Buyers

Dalam industri Air Minum Dalam Kemasan ini, posisi dari pembeli (konsumen) disini juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi persaingan dalam industri, karena kekuatan tawar-menawar pembeli dalam industr minuman ini cukup kuat, hal ini disebabkan karena pembeli disini menginginkan adanya kualitas yang baik dari suatu produk, memperoleh benefit dari produk tersebut dan adnya pelayanan yang baik. Selain itu kelompok pembeli juga sering membeli dalam jumlah yang besar, sehingga mereka menginginkan adanya potongan harga dari pihak perusahaan. Produk yang dibeli adalah produk standar (tidak memiliki differensiasi), biaya peralihan dari produk yang satu ke produk yang lainnya rendah, dan pembeli memp[unyai informasi yang lengkap mengenai produk yang akan dibelinya.

2.5 Bargaining Power of Suppliers

Dalam industri Air Minum Dalam Kemasan ini, terdapat banyak sekali pemasok bahan baku minuman yaitu air sehingga membuat harga bahan baku minuman menjadi sangat kompetitif. Hal ini membuat kekuatan tawar-menawar rendah, karena bahan baku di pasar mempunyai harga dan kualitas yang rata-rata kompetitif (bersaing). Dengan banyaknya pemasok bahan baku akan membuat industri minuman dapat memilih pemasok bahan baku dengan harga yang murah dan kualitas yang baik.

Untuk AQUA sendiri, salah satu keunggulannya adalah perusahaan menguasai pabrik pembuatan kemasan air minum. Selain harganya rendah karena buatan sendiri, kualitasnya juga sangat terjamin, terbukti dari kemasan air minum AQUA yang paling bagus daripada kemas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar